AS sahkan RUU, 95 miliar dolar Bantuan untuk Tiga Negara Mitranya

- 25 April 2024, 00:11 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.Metrojabar/Guntur
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.Metrojabar/Guntur /

Sementara itu, Senator independen Bernie Sanders menyebut pengesahan RUU tersebut sebagai "hari yang kelam" di Senat AS.

"Saya memilih 'tidak' malam ini untuk paket bantuan luar negeri tersebut karena satu alasan sederhana: para pembayar pajak AS tidak boleh memberikan miliaran dolar lagi kepada pemerintahan ekstremis Netanyahu untuk melanjutkan perang yang menghancurkan terhadap warga Palestina," kata Sanders.

Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS Ben Cardin menyebut pengesahan RUU tersebut sebagai "kemenangan besar bagi demokrasi dan persatuan internasional".

Akan tetapi, ia menambahkan bahwa dukungan tersebut datang "sangat terlambat karena kampanye partisan yang tidak henti-hentinya berupa penghalangan dan misinformasi."

"Hari ini, Senat mengirimkan pesan yang padu ke seluruh dunia: Amerika akan selalu membela demokrasi pada saat yang dibutuhkan," kata pemimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer jelang pemungutan suara terakhir di Senat.

Sebelumnya, sejumlah analis menyebut paket bantuan AS untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan itu bisa menjadi bumerang bagi rakyat Amerika karena memberikan beban yang terlalu besar kepada perekonomian negara adidaya itu di tengah sumber daya yang sudah terkuras.

Selain itu, bukannya memperkuat posisi Washington di mata sekutu-sekutunya, paket bantuan itu justru akan semakin mengisolasi Amerika Serikat di seluruh dunia, kata mantan analis CIA dan pendiri serta ketua Dewan Kepentingan Nasional Philip Giraldi.

Rezim korup Volodymyr Zelenskyy di Kiev, menurut Giraldi, tidak akan dapat menggunakan bantuan itu secara efektif dan akan mencuri, kehilangan, dan menyia-nyiakan sebagian besar dari paket tersebut.

Mengenai Taiwan, Giraldi memperingatkan bahwa alih-alih memperkuat Taipei, paket bantuan itu justru akan membebani dan menekan hubungan AS saat ini dengan Beijing.

Tindakan tersebut juga akan mengancam perang yang lebih luas di Timur Tengah karena akan mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sekutu-sekutu ekstremisnya untuk menyerang.

Halaman:

Editor: Guntur Putra Sutisna

Sumber: Penulis: Guntur


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah