Deretan Negara di Balik Israel hingga Rusia Turun Bantu Lindungi Iran

- 17 April 2024, 09:07 WIB
Serangan rudal Iran pada Sabtu (13/4) mengarah ke pangkalan militer Israel.Metrojabar/Guntur
Serangan rudal Iran pada Sabtu (13/4) mengarah ke pangkalan militer Israel.Metrojabar/Guntur /

METROJABAR - Deretan negara yang mendukung Israel akhir akhir ini terungkap, pasalnya ketika Iran meluncurkan rudal menyerang pangkalan militer Israel, ada beberapa negara membantu melumpuhkan serangan dari Iran. Selain itu Rusia tidak tinggal diam melihat Israel di bantu negara negara lain.

Sebelumnya Iran melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel. Sejumlah fakta terbaru terkait serangan ini pun terungkap.

Sebagaimana diketahui, Sabtu (13/4/2024) malam, Iran melancarkan serangan langsung terhadap musuh bebuyutannya Israel untuk pertama kalinya, menembakkan lebih dari 300 rudal dan drone. Hampir semuanya dicegat oleh Israel dan negara lain, termasuk Amerika Serikat, Yordania, dan Inggris.

Baca Juga: Doa Warga Untuk Satgas Kizi TNI Konga XX-U MONUSCO: Selamat Bertugas Doa Kami Bersama Kalian

Amerika Serikat (AS) menyatakan telah menghancurkan puluhan drone dan enam rudal balistik dari Iran dan Yaman. Drone dan rudal ini diarahkan ke Israel.

Dilansir Al Jazeera, Senin (15/4/2024) pasukan AS mengklaim telah menyerang lebih dari 80 drone serang satu arah. Termasuk tujuh pesawat nirawak (UAV). Hal ini disampaikan oleh Komando Pusat AS (CENTCOM) pada hari Senin (15/4).

"Perilaku Iran yang terus-menerus, jahat, dan ceroboh yang belum pernah terjadi sebelumnya, membahayakan stabilitas regional dan keselamatan pasukan AS dan koalisi," kata CENTCOM dalam sebuah postingan di X.

Baca Juga: Deretan Negara di Balik Israel hingga Rusia Turun Bantu Lindungi Iran

CENTCOM membuat pengumuman tersebut setelah Iran pada Sabtu malam melancarkan serangan pertamanya ke wilayah Israel sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap kedutaan besarnya di Suriah.

Sementara itu, Anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz mengisyaratkan serangan balasan. Dia mengatakan Iran akan mendapat bayaran yang setimpal di waktu yang tepat.

Kendati demikian, belum diketahui apakah Israel akan membalas serangan ini.

AS Bantu Israel 

Diketahui Presiden AS Joe Biden juga telah mendesak para pemimpin Kongres untuk meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran yang mencakup $ 14 miliar bantuan untuk Israel. Hal ini disampaikan Biden melalui panggilan telepon sebagai tanggapan Washington terhadap serangan balasan Iran.

Baca Juga: Jabar Tetap Lanjutkan TPK Sarimukti untuk Bandung Raya

Ketua DPR dari Partai Republik Mike Johnson yang berbicara melalui telepon dengan Biden mengatakan kepada Fox News bahwa partainya memahami 'perlunya mendukung Israel' dan bahwa ia akan mencoba untuk memajukan paket belanja minggu ini.

Selain itu, upaya intersepsi Israel terhadap puluhan rudal dan drone Iran membuat Tel Aviv menelan kerugian miliaran dolar. Diperkirakan kerugiannya mencapai 5 miliar shekel atau setara dengan $ 1,35 miliar.

Baca Juga: Hibur Penumpang di Akhir Kegiatan Posko Lebaran,KAI Daop2 Bandung Hadirkan Tari Jaipong dan Pencak Silat

Dilansir Anadolu Agency, Senin (15/4/2024) Jenderal Ram Aminach, mantan penasihat keuangan kepala staf Israel, mengatakan bahwa 'biaya pertahanan tadi malam diperkirakan antara 4-5 miliar shekel ($1,08-1,35 miliar)'. Pernyataan ini dikutip harian lokal Yedioth Ahronoth.

"Saya hanya berbicara tentang intersepsi terhadap apa yang diluncurkan Iran dan kali ini bukan cedera yang kecil," katanya.

Rapat Darurat Dewan Keamanan PBB

Momen rapat darurat DK PBB (REUTERS/Andrew Kelly Foto: REUTERS/Andrew Kelly)
Momen rapat darurat DK PBB (REUTERS/Andrew Kelly Foto: REUTERS/Andrew Kelly)

Dewan Keamanan PBB menggelar rapat darurat untuk menyikapi situasi panas antara Iran dan Israel. Israel meminta DK PBB memberikan sanksi kepada Iran. Sedangkan Iran menilai PBB gagal menjaga perdamaian.

Dilansir AFP, Senin (15/4/2024) Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menuding Iran sebagai sponsor teror yang mengganggu stabilitas kawasan dan dunia. Hal ini terkait serangan Iran ke Israel.

Baca Juga: Klarifikasi dan Permohonan Maaf Pendeta Gilbert Lumoindong

Selain itu Jenderal Ram Aminach, mantan penasihat keuangan kepala staf Israel, mengatakan bahwa 'biaya pertahanan tadi malam diperkirakan antara 4-5 miliar shekel ($1,08-1,35 miliar)'. Pernyataan ini dikutip harian lokal Yedioth Ahronoth.

"Saya hanya berbicara tentang intersepsi terhadap apa yang diluncurkan Iran dan kali ini bukan cedera yang kecil," katanya.

"Masker dilepas dan sarung tangan harus dipakai," katanya, memohon agar badan tersebut 'mengambil tindakan' tegas ke Iran.

Baca Juga: Hari Kelima, Tim SAR Bersama Polisi Masih Mencari Bocah di Garut Yang Hanyut

Erdan meminta Dewan Keamanan untuk menunjuk Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris dan "menerapkan semua kemungkinan sanksi terhadap Iran sebelum terlambat."

Secara khusus, ia merujuk pada mekanisme "snapback" yang memungkinkan negara-negara anggota perjanjian nuklir Iran tahun 2015 - yang Amerika Serikat keluar pada tahun 2018 - untuk menerapkan kembali sanksi internasional terhadap Teheran.

"Kami mempunyai tanggung jawab kolektif sebagai anggota Dewan Keamanan untuk memastikan bahwa Iran mematuhi resolusi dewan dan menghentikan pelanggaran terhadap piagam tersebut," kata Wakil Duta Besar AS Robert Wood.

Baca Juga: Camat dan Kepala Desa Se Kecamatan Pangalengan Hadiri Silaturahmi Halalbihalal di Lingkungan Pemkab Bandung

Sementara itu, saat menyampaikan pidatonya, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menegaskan bahwa republik Islam tersebut menggunakan hak bawaannya untuk membela diri.

"Dewan Keamanan... gagal dalam tugasnya menjaga perdamaian dan keamanan internasional," kata Iravani.

Oleh karena itu, Teheran tidak punya pilihan selain merespons, katanya, seraya menambahkan bahwa negaranya "tidak menginginkan eskalasi atau perang," namun akan merespons ancaman atau agresi apa pun.

Dia juga mengecam Israel, meminta DK PBB memikul tanggung jawabnya.

"Sudah waktunya bagi Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawabnya dan mengatasi ancaman nyata terhadap perdamaian dan keamanan internasional," kata Iravani.

Baca Juga: Curanmor di IBC Garut Digagalkan Juru Parkir Teriak Maling

Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (16/4/2024). Keduanya membahas "tindakan pembalasan yang diambil oleh Iran" menyusul setelah serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April.

Dalam panggilan tersebut, Putin mendesak mendesak semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang akan memicu konfrontasi baru, yang akan berdampak buruk bagi Timur Tengah.

Putin, dalam komentar publik pertamanya mengenai serangan Iran, mengatakan akar penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah saat ini adalah konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut.

"Vladimir Putin menyatakan harapannya bahwa semua pihak akan menunjukkan pengendalian diri yang wajar dan mencegah babak baru konfrontasi yang penuh dengan konsekuensi bencana bagi seluruh kawasan," kata Kremlin, seperti dikutip Al Jazeera.

"Ebrahim Raisi mencatat bahwa tindakan Iran bersifat terpaksa dan terbatas," kata Kremlin. "Pada saat yang sama, dia menekankan ketidak ketertarikan Teheran terhadap eskalasi ketegangan lebih lanjut."

Baca Juga: Keakraban Bupati Bandung Bersama ASN Saat Acara Halalbihalal dan Istigosah

Pada Sabtu lalu, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel di Damaskus, yang menewaskan tujuh petugas Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal.

Raisi sendiri berterima kasih kepada Rusia atas sikapnya terhadap tanggapan Iran terhadap Israel. Menurut kepresidenan Iran, ia mengatakan lambatnya sikap masyarakat internasional dan peran destruktif beberapa negara Barat memaksa Iran untuk melakukan operasi baru-baru ini.

Raisi menegaskan kembali bahwa tindakan apapun yang bertentangan dengan kepentingan Iran akan memerlukan respons skala besar.

Baca Juga: Belasan Orang Alami Luka Usai Mobil Elf Yang Ditumpangi Tabrak Batu di Cisurupan Garut

Rusia, yang telah menjalin hubungan dekat dengan pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei, dan beberapa pemimpin Arab, telah berulang kali memarahi Barat karena mengabaikan perlunya negara Palestina merdeka sesuai perbatasan tahun 1967.

Rusia Bantu Iran dengan Arhanud Canggih 

Surat kabar Washington Post, Senin (15/4/2024) mengutip para pejabat intelijen Amerika, Eropa, dan Arab, mengonfirmasi kalau Rusia membekali Iran dengan pesawat tempur dan teknologi artileri pertahanan udara (Arhanud) canggih.

Bantuan Rusia ini disebut-sebut dapat memperkuat pertahanan Teheran terhadap kemungkinan serangan balik Israel setelah serangan langsung Iran ke teritorial negara pendudukan tersebut, Minggu (14/4/2024).

Transfer jet dan Arhanud canggih dari Rusia ke Iran tersebut disebut-sebut dibalut dalam kerangka memperkuat hubungan antara kedua negara setelah perang Ukraina.

Para pejabat mengatakan kepada surat kabar tersebut kalau jumlah sistem pertahanan udara yang telah diberikan Moskow kepada Teheran tidak diketahui.

Laporan itu menekankan, teknologi Rusia dapat mengubah Iran menjadi musuh yang jauh lebih kuat bagi Israel dan sekutunya, dengan peningkatan kemampuan untuk menembak jatuh pesawat dan rudal.

Para pejabat mengkonfirmasi kalau Rusia juga berjanji untuk memberikan dukungan teknis untuk satelit mata-mata Iran dan membantu membangun rudal untuk menempatkan lebih banyak satelit Iran di luar angkasa.

Mereka menambahkan bahwa kesepakatan senjata antara kedua negara adalah bagian dari kerja sama yang lebih luas yang mencakup produksi bersama drone di Rusia dan pertukaran teknologi anti-jamming.

"Kesepakatan ini meningkatkan status Iran dari sekutu kecil menjadi mitra strategis bagi Rusia di kawasan," tulis laporan tersebut dikutip Khaberni.

Hal ini terjadi setelah Iran menyerang Israel dengan puluhan drone dan rudal pada Sabtu lalu sebagai tanggapan atas penargetan konsulatnya di Damaskus oleh Tel Aviv pada awal bulan ini.

Kapal perang Rusia dikirim ke Timur Tengah untuk melindungi Iran

Kapal perang Rusia mengarah ke Timur Tengah.
Kapal perang Rusia mengarah ke Timur Tengah.

Kapal perang angkatan laut Rusia yang dilengkapi dengan rudal supersonik Kinzhal telah memasuki Laut Mediterania melalui Terusan Suez sebagai bagian dari rencana latihan angkatan laut. Namun, momen tersebut dituding karena Rusia ingin melindungi Iran dari ancaman serangan Israel.

"Kapten kapal Marshal Shaposhnikov, akan terus melaksanakan tugas yang diberikan berdasarkan rencana ekspedisi," demikian keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, dilansir Al Jazeera.

Kehadiran kapal perang Rusia tersebut diperkirakan akan memanaskan Timur Tengah. Pasalnya, Rusia memiliki keberpihakan yang mendalam dengan Iran yang sedang berperang dengan Israel.

Itu juga akan memanaskan situasi karena AS memiliki banyak kapal perang di kawasan Timur Tengah. Ancaman perang besar bisa saja terjadi.

Pekan lalu, Kremlin menyerukan semua negara di Timur Tengah untuk menahan diri dan mencegah kawasan tersebut terjerumus ke dalam kekacauan setelah ketegangan meningkat akibat serangan udara mematikan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus pada 1 April.

“Saat ini sangat penting bagi semua orang untuk menahan diri agar tidak mengarah pada destabilisasi situasi di kawasan, yang tidak menunjukkan stabilitas dan prediktabilitas,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.***

Editor: Guntur Putra Sutisna

Sumber: Penulis: Guntur


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah