Mensos Tri Rismaharini Kaget Saat Kunjungi Penyintas Longsor di Banjarwangi Garut

- 30 April 2024, 21:17 WIB
Mensos Tri Rismaharini saat memberikan keterangan usai kunjungannya ke lokasi korban bencana alam tanah longsor di Kecamatan Banjarwangi Garut.
Mensos Tri Rismaharini saat memberikan keterangan usai kunjungannya ke lokasi korban bencana alam tanah longsor di Kecamatan Banjarwangi Garut. /Agus Kusmayadi /Metro Jabar

METROJABAR - Bencana alam tanah longsor yang merenggut nyawa 3 orang warga di Kampung Sirnagalih, Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Garut, pada Kamis (25/4/2024), menyita perhatian banyak orang termasuk Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini yang hari ini Selasa (30/4/2024) melihat secara langsung kondisi korban maupun yang terdampak.

Risma (sapaan akrab) kaget saat berada disana, bukan kaget seperti apa, akan tetapi dirinya sangat kaget dengan penanganan cepat yang dilakukan oleh warga setempat dan stakeholder di lokasi saat terjadi bencana tanah longsor.

"Saya kaget dapat laporan langsung ketemu korban dan tenyata satu bulan yang lalu itu dibentuk kampung siaga bencana (KSB). Saya bersyukur dan suprise penanganan sangat cepat,"ungkapnya.

Risma menyampaikan karena kondisi wilayah disini itu memang rawan bencana longsor makanya mesti banyak dibentuk KSB KSB, karena minimal mereka (masyarakat) bisa survive (bertahan) tidak dalam kondisi lapar terutama untuk anak-anak kecil.

"KSB mesti banyak dibentuk mengingat wilayahnya seperti ini, minimal mereka bisa survive tidak dalam kondisi lapar, terutama anak-anak, kalau bayi, balita kan itu tidak bisa menahan lapar, karena kondisi geografis nya seperti ini,"ujarnya.

Terkait dengan mitigasi bencana, Risma sudah menyampaikan ke Pemerintah Kabupaten Garut.

"Saya sudah sampaikan ke Pak Sekda mitigasi nya seperti apa, kalau bisa mencegah atau kembali terjadi bencana Kita bisa segera respon. Dan Alhamdulillah kata Pak Sekda akan ada relokasi untuk beberapa warga, nanti Kami akan komunikasi dengan daerah seperti apa. Kalau daerah kekuatannya apa, kemudian Kami bisa bantu apa,"kata Risma.

Untuk mengefektifkan mitigasi apakah ada instrumen pendukung atau pemetaannya seperti apa, Risma menjelaskan, memang setiap daerah yang rawan bencana itu harus dibentuk KSB, saat terjadi seperti disini kan tidak ada siapa-siapa, minimal mereka (masyarakat) bisa survive sendiri.

"Penting KSB itu minimal yang terdampak ini bisa survive, Ya nanti kita bisa bantu peralatan, tapi disini KSB tadi sudah jelaskan bagaimana mereka menolong korban dan sebagainya. Nah itu nanti Kita ajarkan,"jelasnya.

"Nanti juga kedepan Tagana juga ada program Tagana masuk sekolah, jadi melatih anak-anak, mereka diajari kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa dia harus apa. Itu yang harus Kita tanamkan terus di memori anak, jadi begitu ada bencana mereka langsung insting melakukan itu,"imbuhnya.

Halaman:

Editor: Agus Kusmayadi

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah